TRIBUNNEWSBATAM, JAKARTA - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku Indonesia akan bisa bersaing dengan dunia, khususnya negara maju, untuk memproduksi mobil listrik. Sebab, teknologi yang dipakai juga tidak kalah dengan asing.
"Soal mobil listrik, kita bisa bersaing dengan Jepang, Eropa, maupun Amerika Serikat," kata Dahlan saat ditemui di peluncuran mobil Ferrari di kantor PSSI, Senayan.
Menurut Dahlan, teknologi mobil listrik yang dimotori oleh insinyur dari Tanah Air juga tidak kalah bersaing dengan insinyur asing.
Dahlan mencontohkan mobil listrik dengan model Tucuxi bergaya mirip Ferrari ini hanya dirakit di sebuah bengkel di Yogyakarta.
Dahlan menuturkan pencipta desain tersebut adalah Danet Suryatama. Insinyur lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dengan gelar doktor dari Michigan, AS, ini sudah lebih 10 tahun menjadi engineer di pabrik mobil AS.
Cerita dari Danet, Dahlan mengaku konsep mobil itu sudah dibuat sejak 2008 lalu. Model ini berbeda dengan model mobil mewah lain, seperti Ferrari dan Lamborghini.
Model Tucuxi inilah yang kini dipakai sebagai model mobil listrik milik Dahlan Iskan. "Model mobil ini sebenarnya akan ditawarkan ke Amerika Serikat. Namun, Danet ternyata bertemu saya dan saya suruh buat mobil dengan model seperti ini di Indonesia," tambahnya.
Menurut Dahlan, konsep mobil listrik ini untuk mengantisipasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang terus melonjak setiap tahun. Padahal, Indonesia harus memiliki alternatif mobil dengan bahan bakar lain atau energi lain untuk menekan konsumsi BBM tersebut, misalnya dengan tenaga listrik, air, atau gas.
Dahlan menilai, Indonesia tidak akan mampu menyaingi produsen mobil asing yang sama-sama memakai konsumsi BBM. Sebab, produksi mobil mereka seperti Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat tentunya sudah lama dan didukung oleh proses riset dan pengembangan yang mumpuni.
Sementara untuk mobil listrik ini, masing-masing negara di dunia memang sedang mengembangkan proyek serupa. Mobil ini akan dijadikan kendaraan alternatif untuk bisa menekan konsumsi BBM di dunia.
"Kalau dilihat secara maraton seperti mobil Jepang dan Amerika itu sudah banyak di Indonesia. Kita mau baru mulai (produksi mobil dengan konsumsi BBM), jadi tidak mungkin terkejar," tambahnya.
Sekadar catatan, mobil listrik Ferrari milik Dahlan Iskan ini dirancang oleh Danet dan perajin asal Yogyakarta, yaitu Kunto Wibisono.
Kunto ini adalah manajer marketing dari Kupu-kupu Malam Auto Fashion. Kupu-kupu Malam ini adalah sebuah nama bengkel yang ada di Jalan Magelang km 4,5. Di sini, beragam model mobil dirakit untuk memenuhi pesanan sang pemilik.
"Karena sudah memiliki rangka model mobil, sebulan kami bisa memproduksi model mobil Tucuxi ini sekitar 2-3 mobil," kata Danet.
Hingga saat ini, mobil listrik dengan model Tucuxi ini sudah dipesan oleh 40 orang. Salah satunya adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Karena ingin eksklusif, Danet pun akan memproduksi model mobil ini secara terbatas.
Dia ingin agar model mobil ini hanya dibatasi sebanyak 200 unit saja di Indonesia. Setelah itu, stop produksi dengan model tersebut. Nantinya bisa dikembangkan model lain.
Saat ini, sekitar 50 persen komponen dari mobil listrik ini masih impor, khususnya dari baterai, motor, dan beberapa sparepart kecil yang tidak mungkin dibuat di Indonesia. Namun, pihak Kementerian BUMN meyakinkan agar motor dan baterai mobil listrik ini bisa dibuat sendiri di Indonesia.
Dahlan Iskan sendiri telah menunjuk PT Nipress Tbk di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, untuk membuat baterai berjenis litium forre phosphat. Harapannya, Nipress dapat memproduksi baterai litium tersebut pada Mei 2013.
Dengan beberapa suku cadang yang bisa diproduksi di Indonesia, harga mobil listrik ini nantinya bisa ditekan.(kcm)