JAKARTA, TRIBUN - Tiga panser disiagakan ketika massa Prabowo-Hatta berunjuk rasa di depan gedung Mahkamah Konstitusi (MK) di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (25/7/2014) sore.
Mereka berkumpul di tempat itu untuk memberi dukungan kepada tim Prabowo-Hatta yang mendaftarkan gugatan. Di antara massa Prabowo-Hatta, ada seorang pria berpakaian serba hitam dan seorang perempuan yang mengenakan kerudung.
Keduanya melakukan ritual di bawah salah satu dari sembilan pilar di bagian depan gedung MK. Mereka juga meletakkan patung dan beberapa bungkusan kecil yang tak diketahui persis isinya.
Di awal ritual tersebut, si pria yang berpakaian serbahitam dan berambut gondrong berdiri menghadap ke ruang sidang utama MK. Pria itu diam dan tak bergerak sedikitpun.
Berikutnya, si perempuan berkerudung bersimpuh di sisi kanan si pria yang mematung. Perempuan itu melakukan gerakan-gerakan menyembah dan mulutnya komat-kamit.
Ketika Tribunnews hendak memotret pasangan itu, seorang perempuan berusaha menghalangi. Perempuan itu sepertinya muncul dari kerumunan massa dan mengenal pria gondrong dan si wanita yang melakukan ritual di bawah pilar MK.
Beberapa orang yang mengenakan atribut pasangan Prabowo-Hatta juga memperhatikan ritual tersebut. Sekitar pukul 19.30 WIB, massa bergerak ke jalanan untuk menyambut Prabowo-Hatta yang datang mengendarai mobil Lexus warna putih.
Massa juga melantunkan salawat serta meneriakkan yel-yel dukungan. Sementara Prabowo dan Hatta mengeluarkan badan lewat lubang sunroof dan menyapa massanya. Ketika diberi kesempatan berpidato, Prabowo minta massa untuk pulang.
"Terima kasih atas dukungan semuanya, saya meninta semuanya untuk meninggalkan tempat ini, kita akan terus berjuang," ujarnya. Prabowo juga minta para pendukungnya untuk mempercayakan proses gugatan pemilihan presiden kepada tim hukum.
"Sekarang kita berjuang melalui jalur konstitusi yang disediakan oleh negara. Percayakan semuanya kepada tim hukum," ujar Prabowo. "Kita ingin keadilan. Kita bersedia mempertaruhkan segala-galanya untuk keadilan," katanya.
"Saya minta saudara-saudara tenang. Saudara-saudara pulang ke rumah dengan baik. Yakinlah kebenaran akan menang," ujarnya.
Atas pidato Prabowo itu, sebagian pendukung merasa kecewa. Ada pendukung yang mengeluh telah lama menunggu kedatangan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra tersebut. "Pak, kita dari jam 3 (15.00 WIB) nunggu Bapak," ujar seorang pendukung.
Dalam orasinya, Hatta Rajasa juga meminta para pendukungnya untuk pulang dan berdoa untuk kemajuan Indonesia.
"Kita pulang dengan tenang dan damai, sambil berdoa agar Indonesia tetap rukun dan tetap maju. Kita berdoa di rumah masing-masing," ucap Hatta.
Hatta juga menjelaskan, saat ini Prabowo-Hatta bersama Tim Hukum Merah Putih sedang melaksanakan pemberkasan di MK sebagai tindakan menempuh jalur konstitusi akibat dugaan kecurangan dalam pelaksaan Pilpres 2014.
"Kita serahkan kepada tim hukum. Jalur konstitusi ini Insya Allah menunjukan kebenaran yang akan ditegakan," ujar Hatta.
Pada kesempatan itu, Hatta juga mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri dan memohon maaf. Setelah berorasi, mobil yang membawa Prabowo dan Hatta berbalik arah dan meninggalkan MK.
Pendukung Prabowo-Hatta datang ke depan gedung MK sejak Jumat siang. Selewat pukul 15.00 WIB, jumlah mereka semakin banyak. Pada saat yang bersamaan, polisi juga menggandakan pengamanan.
Polisi mendatangkan personel Brimob tambahan dan tiga panser yang diparkir di seberang gedung MK. Kepadatan di depan gedung MK membuat polisi memberlakukan sistem buka tutup di Jalan Medan Merdeka Barat.
"Ditutup sementara, kalau bisa jalan ya dibuka," ujar seorang polisi lalu lintas.
Menjelang waktu buka puasa, ratusan pendukung Prabowo-Hatta berebut makanan. Mereka berlarian ke sedikitnya lima mobil pengangkut nasi dalam kotak di pelataran parkir gedung MK. Bahkan terjadi aksi dorong ketika mereka berusaha menjadi yang terdepan di antrean.
Situasi itu membuat koordinator massa menyerukan stok makanan masih banyak sehingga massa tidak perlu berebut. "Makanan masih banyak, yang belum kebagian ada di basement Mahkamah Konstitusi!" teriaknya.
Pantauan Tribunnews, sebagian dari massa segera menyantap ransum yang diterimanya. "Sabar! Sabar! Waktu berbuka belum tiba, tinggal 15 menit lagi! Jangan sampai kita kalah oleh 15 menit ini!" teriak seorang koordinator massa dari atas mobil.
Sekitar 15 menit sebelum Prabowo dan Hatta tiba di depan gedung MK, tim pemenangan dan tim hukum capres nomor urut 1 sudah tiba lebih dulu di MK.
Mereka menggunakan delapan mobil dan segera memasuki gedung MK. Anggota tim tersebut di antaranya adalah Didik Supriyanto, Elza Syarif, Ali Mochtar Ngabalin, Rochmamuziy, Hidayat Nur Wahid, Ahmad Yani, dan Tantowi Yahya.
Di rombongan itu, tak terlihat 15 mobil lapis baja. Padahal, sebelumnya, tim Prabowo-Hatta menyatakan akan menggunakan 15 mobil atau truk lapis baja untuk mengangkut bukti-bukti kecurangan pilpres 2014.
Di dalam gedung MK, tim hukum Prabowo-Hatta mendaftarkan gugatan keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menyatakan pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, sebagai pemenang pilpres 2014.
Para wartawan yang menunggu di ruang pendaftaran perkara merasa kecewa karena Prabowo dan Hatta urung ikut masuk ke gedung MK untuk mendaftarkan gugatan tersebut.
KPU Tunjuk Buyung
Sementara itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjuk advokat senior Adnan Buyung Nasution sebagai kuasa hukum dalam sengketa hasil pemilihan umum presiden dan wakil presiden di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Kami sudah diskusi untuk menunjuk kuasa hukum yakni Adnan Buyung Nasution," ujar komisioner KPU, Ferry Kurnia Rizkiyansyah, di kantornya di Jakarta, Jumat (25/7/2014).
Tim Prabowo-Hatta, Jumat sore datang ke Mahkamah Konstitusi (MK) untuk mendaftarkan gugatan. Mereka membawa alat bukti kecurangan pemilihan presiden (pilpres) sebanyak empat truk.
Mengenai hal itu, Ferry enggan berkomentar. "Tidak perlu dikomentari. Yang pasti secara terbuka kami sudah melakukan proses yang ditentukan aturan main. Dari penghitungan dan rekap berjenjang. Bahkan di rekap nasional kami sudah berupaya setransparan mungkin. Itulah yang sudah kami lakukan," ujar Ferry. (Tribunnews/eri/zul/m1/m6)